Saturday, August 18, 2018

Jambo Kupi, Kedai Kopi Aceh di Jakarta Selatan



Kopi Indonesia telah dikenal sebagai kopi terbaik di dunia, salah satunya adalah kopi Aceh. Kopi yang rasa dan aromanya sangat khas ini bisa dinikmati di Jambo Kupi, sebuah kedai kopi yang mengusung tema Aceh. Memang banyak rumah makan yang mengusung tema Aceh. Tapi untuk kedai kopi, rasanya baru Jambo Kupi yang mengusung tema Aceh.

Kedai kopi yang berlokasi di bilangan Pasar Minggu Jakarta Selatan ini menyediakan Kopi Aceh dan makanan khas Aceh sebagai teman minu kopinya. Harga kopinya juga tidak terlalu mahal, berkisar Rp. 15.000,- sampai Rp. 17.000,-, tergantung menu yang dipesan. Begitu juga dengan makanannya.

Kedai kopi ini terletak tepat dipinggir jalan. Tidak ada tempat parkir. Jadi bagi yang bawa kendaraan, baik itu mobil maupun motor terpaksalah parkir di pinggir jalan. Kedai kopi ini selalu ramai, jadi yang parkirpun bisa berjejer di sepanjang jalan. Akibatnya sepanjang bahu jalan penuh dengan kendaraan pelanggan Jambo Kupi.

Kopi Tarik
 Lahan yang seharusnya jadi teras di kedai kopi ini dijadikan tempat untuk dapur, kasir dan ditata meja dan kursi. Jadi tidak heran kedai kopi ini tidak ada tempat parkirnya. Tapi disinilah letak uniknya kedai kopi ini. Kita bisa menikmati kopi sambil melihat lalu lalangnya kendaraan di jalan raya.

Kalau ingin terhindar dari bising kendaraan dan kemungkinan debu jalan serta asap rokok dari pelanggan yang lain, ada ruangan ber-AC dibagian belakangnya. Jadi bagi yang mau ketengangan bisa ngopi disitu. Di lantai atas juga tersedia tempat ngopi. Kita bisa pilih tempat yang enak menurut kita.

Jambo Kupi menganut sistim dapur terbuka, sehingga kita bisa melihat proses pemasakannya secara langsung. Tempat barista mengolah kopi dan dapur tempat mengolah makanan dibuat terpisah. Yang menarik perhatian saya adalah alat – alat pembuat kopinya adalah alat pembuat kopi khas Aceh. Aksi para barista membuat menu kopi menjadi atraksi hiburan tersendiri dan menambah keunikan dari Jambo Kupi.

Di tempat ini saya memesan Kopi Tarik Aceh yang terkenal itu. Rasanya sungguh nikmat, rasa susu yang berpadu dengan kopi sangat pas. Sedangkan istri saya memesan kopi Ule Kareng yang merupakan kopi hitam, karena istri saya memang penyuka kopi hitam. Berbeda dengan saya, menu kopi apapun oke – oke saja. Rasa kopi hitamnya tajam dank has ketika saya mencobanya.
 
Kopi Ule Kareng
Untuk makanannya sudah pasti menu – menu khas Aceh yang banyak sekali rempah – rempahnya. Saya pesan Nasi Goreng Aceh yang menurut saya enak, tapi menurut istri saya agak aneh rasanya..he..he..he.. Dia lebih menyukai mie Aceh baik itu mie goring maupun mie kuahnya. Bumbu untuk nasi maupun mie memang sama. Karena itu barangkali bagi yang menggemari mie aceh seperti istri saya, terasa agak aneh ketika bumbunya digunakan untuk nasi goreng.

Bagi penyuka masakan khas Aceh dan kopi Aceh yang berada di Jakarta, mampir saja di kedai kopi Jambo Kupi ini. Kopinya enak, masakannyapun nikmat. Harganya juga relatif terjangkau. Lokasinya berada diantara stasiun Tanjung Barat dan stasiun Pasar Minggu, terletak  dipinggir jalan ke arah Pasar Minggu. Jadi bila jalannya ke arah kota Depok harus putar balik. Kedai kopi Jambo Kupi ini bisa jadi pilihan destinasi wisata kuliner bagi penggemar kopi Aceh dan masakan khas Aceh.

Friday, August 10, 2018

Mencicipi Kue Pancong Rasa Kue Cubit di Warkop Auri Parahyangan di Jakarta Timur



Sepintas, Warkop Auri Parahyangan tidak berbeda dengan warung kopi di pinggir jalan pada umumnya. Warung kopi ini menyajikan kopi kemasan sachet dan mie instant serta berbagai macam cemilan rakyat sebagai teman minum kopi.


Setelah diamati lebih teliti, ternyata ada yang berbeda dengan warung kopi ini. Warung kopi ini lebih besar dan di dalamnya cukup luas dan lapang. Dilayani oleh pegawai yang berjumlah 5 – 6 orang, dan semuanya memakai seragam. Baru kali ini saya jumpai ada warkop dipinggir jalan yang pegawainya mengenakan seragam.


Interior bagian depannya didisain seperti warung kopi pada umumnya. Yaitu meja bar-nya berbentuk siku mengelilingi para pegawai warkop yang dengan sigap menyiapkan pesanan pelanggan. Dilengkapi dengan etalase berisi berbagai macam gorengan di bagian atas, dan bangku panjang di bagian depannya.



Di bagian dalamnya ditata beberapa meja dan kursi, sehingga memberikan nuansa yang berbeda dibanding warung kopi lainnya. Di bagian samping meja dan kursi ini terdapat juga wastafel dapur, tempat para pegawai mencuci perabotan makan dan minum sehabis digunakan para pelanggan.


Menunya sendiri seperti yang sudah disinggung tadi, minumannya adalah minuman kemasan sachet yang biasa ada di warung, yang sebenarnya bisa dibuat sendiri di rumah. Karena ini warung kopi, ya kopi yang dominan. Ada juga mie instan dengan varian rasa dan topping yang sebenarnya kita juga bisa buat sendiri di rumah. Tapi kenapa rasanya sepertinya lebih enak di warkop daripada di rumah? Bingung kan..ha..ha..ha…



Kue Pancong rasa kue cubit dengan topping coklat meyses

Ada juga gorengan yang rasanya enak. Tapi ada yang special di warung kopi ini sebagai temannya minum kopi, kue pancong dan pisang bakar. Tadinya saya dan istri saya pikir, kue pancongnya adalah yang seperti abang – abang yang jualan keliling. Ternyata yang ini ukurannya cukup besar dan rasanya seperti kue cubit. Kita bisa pilih mau yang polos atau dengan berbagai macam topping. Satu porsi sudah bikin kenyang.


Pisang bakarnya juga enak banget, tidak kalah dengan yang ada di restoran. Toppingnya juga bervariasi. Harganya juga tidak terlalu mahal. Dengan harga Rp. 6000,- kita sudah dapat pisang bakar yang nikmat. Saya pesan yang topping-nya keju dilengkapi dengan kental manis. Saya memang suka pisang bakar dengan keju, buat saya ini lebih nikmat disbanding topping lainnya.


Pisang Bakar Keju Susu
 Harga kue pancongnya sendiri Rp. 8000,-. Dengan harga segitu, kita sudah dapat kue pancong dengan ukuran besar dan enak. Istri saya pesan yang topping keju setengah matang, seperti halnya kue cubit. Sedangkan saya pesan yang topping coklat, kuenya saya minta yang matang, karena saya memang lebih suka yang matang.


Selain penataan interior dan luasnya tempat yang membedakannya dengan warkop lainnya, sepertinya menu kue pancong dan pisang bakar ini juga jadi pembeda antara Warkop Auri Parahyangan dengan warkop lainnya. Saya sarankan untuk mencoba ke dua menu ini bila mampir ke warkop ini.


Letak warung kopi ini cukup strategis. Lokasinya di pertigaan Auri antara jalan Raya Bekasi dan jalan Raya Pulo Gebang. Dinamakan Auri karena dulu di sana ada markas Angkatan Udara Republik Indodesia (AURI). Sekarang disana berdiri kompleks Pusat perbelanjaan, ada mall Grand Cakung dan Giant Hypermarket beserta ruko. Warung kopi ini layak dicoba untuk mampir ke sana.